Apakah Kebudayaan Indonesia itu? (Bagian 1)

aku_cinta_indonesia_by_angkalimabelas-d3fk0h5Transformasi kebudayaan dapat dimaknai sebagai proses maupun hasil dari suatu interaksi kompleks dalam masyarakat. Pada awal abad 19, proses transformasi ini di Indonesia menghasilkan sebuah “sintesa” bernama Sumpah Pemuda-sebuah deklarasi penyatuan “budaya” dalam wujud pernyataan kesatuan tanah air, bahasa, dan bangsa. Terlepas dari beragam kepentingan yang menyertainya, ternyata pernyataan tersebut menjelma menjadi suatu entitas baru bernama negara Indonesia. Dalam interaksinya entitas baru ini memiliki “budaya-budaya” baru dalam rangka memenuhi tugasnya sebagai sebuah negara bangsa.

Perjalanan Indonesia pasca Gerakan Reformasi 1998 merupakan awal pembentukan “budaya baru” bagi negara bangsa ini untuk membantu menentukan arah masa depannya. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah budaya Indonesia itu? Apa saja wujud kebudayaan Indonesia selama ini? Apakah segala macam tarian, pakaian, dan rumah adat itulah wujud kebudayaan Indonesia selama ini? Atau kebudayaan Indonesia yang sebenarnya adalah nilai-nilai demokrasi dalam pemerintahan nagari dan cerita tabla di Sumbar, tradisi pisowanan agung di Jogja, keberanian para Jawara, atau ia menjelma dalam sakralitas upacara semacam grebeg maulud dan ngaben?

Di era globalisasi, keluhuran nilai adalah “budaya universal” yang berlaku untuk seluruh komunitas termasuk negara bangsa. Kesadaran kolektif sebagai suatu negara bangsa di sisi lain akan memunculkan gerakan untuk mengembangkan keunggulan kompetitif agar tetap eksis sebagai sebuah komunitas. A borderless world menyajikan kesempatan untuk saling mempelajari nilai-nilai kearifan lokal masing-masing sekaligus kompetisi keunggulan kompetitif antarnegara bangsa tersebut untuk menentukan siapa yang akan mendominasi. Indonesia sebagai sebuah negara bangsa secara material-kekayaan SDA dan jumlah SDM-seharusnya mampu mendominasi. Namun, yang terjadi justru kebalikannya. Lalu di mana letak keunggulan Indonesia sebagai sebuah entitas negara bangsa?

Sejenak mari berkaca pada Jepang. Jepang adalah negara bangsa yang meraih kemajuannya lewat nilai-nilai kearifan lokal seperti Bushido, Kaizen, Samurai, dsb dengan meletakkan fondasi awal “modernitasnya” lewat gerakan “Restorasi Meiji”. Restorasi Meiji menjadi milestone kemandirian bangsa Jepang secara internal. Ia merupakan gerakan penyeimbang keterbukaan dan inovasi yang gencar dilakukan Jepang di bidang pengetahuan dan teknologi. Kaisar Meiji menggambarkan modernitas Jepang sebagai kesimbangan antara penjagaan nilai-nilai luhur tradisi dengan keterbukaan dan inovasi IPTEK. Keunggulan Jepang sebagai negara bangsa hari ini nyatanya memang terletak pada keseimbangan dua titik tersebut. Jepang sebagai negara bangsa mampu meletakkan dirinya dengan tepat dalam interaksinya sebagai warga dunia. Memegang erat tradisi leluhur di satu sisi dan mencengkeram erat kemajuan IPTEK di sisi lain.

Nyatanya Jepang modern memang tidak mengandalkan SDA sebagai kekuatan utama. Ia berangkat dari sebuah gerakan kebudayaan yang diawali oleh Meiji dan disempurnakan dengan pengembangan SDM lewat knowledge base management. Berangkat dari hal di atas sepertinya kita dapat menawarkan suatu hipotesa untuk menentukan arah baru kebudayaan Indonesia dengan dua agenda utama yaitu :

  1. Gerakan Restorasi Kebudayaan Indonesia dengan mengedepankan moralitas, kedisiplinan, inovasi, kerja keras, kemandirian, dan gotong royong sebagai warisan utama budaya bangsa.
  2. Gerakan menghargai dan memajukan seni budaya lokal yang dibangun atas prinsip keunikan yang menjunjung tinggi peradaban dan harkat kemanusiaan, bukan seni budaya pasar atau yang berprinsip semata seni untuk seni (l’art pour l’art).

(Sebuah awal tulisan di 2009)